Desain Web Untuk SEO – Selama ini, desain web anda
mungkin selalu 100% berorientasi pada kenyamanan pengunjung, keindahan
dan kebergunaan. Yaa, itu tidak salah sama sekali, karena memang pada
dasarnya mendesain sebuah web adalah untuk menciptakan kemudahan,
ketertarikan dan efektifitas dalam pengaksesan website tersebut
nantinya.
Namun, jika situs yang anda desain adalah jenis situs yang akan
sangat membutuhkan mesin pencari untuk sumber pengunjungnya, sangat
dianjurkan menambahkan orientasi keempat untuk desain web anda, yaitu
orientasi pada mesin pencari. Desain web dapat digunakan untuk
meningkatkan SEO melalui trik-trik tertentu pada saat pengkodean sehingga membuatnya SEO Friendly. Hal ini biasa disebut dengan SEO onpage (SEO pada halaman web anda).
Nah, berikut ini adalah 10 tips untuk membuat desain web anda ramah
dengan mesin pencari sehingga dapat mengoptimalkan SERP website anda.
1. Kurangi jumlah objek yang di load
Semakin banyak objek yang di load, semakin berat dan lama halaman itu
ketika diakses. Dan semakin lama loading sebuah website, semakin buruk
reputasinya di mesin pencari. Ketahuilah, bahwa saat ini kecepatan situs
menjadi sebuah faktor penting untuk optimasi SEO. Bahkan, Google
sendiri sampai membuat sub-web tersendiri untuk membahas dan menganalisa
kecepatan situs :
Google Pagespeed Insight.
Jadi, langkah pertama adalah dengan meminimalisir objek yang di
load.
Namun, bukan berarti anda akan kehilangan elemen-elemen penting untuk
desain web anda. Inti dari poin nomor 1 ini adalah “Kurangi kode tanpa
mengurangi elemen penting desain anda”.
2. Pastikan kode “Clean” dan Terstruktur
Kode yang “
Clean” alias “Bersih” berarti bahwa kode pada
halaman web tersebut hanya terdiri dari kode HTML. Kode Javascript dan
CSS sepenuhnya dipanggil dari luar, alias eksternal. Hal ini akan sangat
baik dan memudahkan bot crawler dari mesin pencari untuk merayapi situs
anda karena crawler hanya “peduli” pada kode HTML, tidak dengan kode
javascript dan CSS.
Sedangkan kode yang terstruktur artinya tag-tag HTML yang ada
digunakan sesuai dengan fungsinya dan standar w3c. Contoh prakteknya
misalnya pada penggunaan Tag Heading (h1,h2,h3,h4,h5,h6) yang sesuai
dengan prioritas judul. H1 untuk nama situs, H2 untuk judul posting, H3
untuk judul widget, dan sebagainya. Semuanya diprioritaskan sesuai
dengan fungsinya.
3. Optimalkan penggunaan CSS
Pengoptimalan CSS bertujuan untuk efektifitas penggunaannya pada
halaman web sehingga menghasilkan file CSS yang lebih kecil.
Praktek-prakteknya adalah sebagai berikut :
- Membuang kode-kode yang tidak perlu dan menghindari perulangan CSS.
Gunakan class yang sama pada elemen dengan style yang sama. Dalam hal
ini penggunaan framework bisa sangat membantu, jika setelah selesai
kode-kode yang tidak dipakai pada framework dihilangkan.
- Menyatukan CSS hanya dalam 1 file dan mengindari penggunaan import.
- Mengkompres atau minify kode CSS.
- Memanggil kode CSS pada tag
head
dan /head
.
- Hindari penggunaan CSS secara inline dengan atribut pada tag html atau dengan tag
style
.
4. Optimalkan penggunaan javascript
Prinsipnya sama dengan poin 3 : Efektifitas penggunaan. Namun, caranya yang berbeda. Praktek-prakteknya adalah sebagai berikut :
- Membuang script-script yang tidak perlu dan menghindari perulangan.
Dalam hal ini sebaiknya hindari penggunaan-penggunaan plugin-plugin
jquery untuk fungsi tertentu. Akan lebih baik jika anda membuat fungsi
tersebut dengan hanya menggunakan lib jquery, dan lebih baik lagi jika
murni javascript.
- Hindari pemakaian javascript langsung pada pada file HTML didalam tag
script
- Tempatkan semua pemanggilan javascript pada struktur kode bagian paling bawah, di akhir tag
body
sebelum /body
. Atau bisa tetap dalam tag head
, tapi dengan menggunakan atribut async. Tag ini berfungsi untuk menunda pe-render-an atau loading script tersebut pada saat halaman diakses. Sayangnya, penggunaan tag async ini terkadang menyebabkan tidak berfungsinya script-script tertentu.
- Megkompress atau minify javascript.
5. Optimalkan penggunaan gambar
Masih sama dengan poin 3 dan 4, hanya prakteknya saja yang berbeda :
- Jika gambar yang ditampilkan dalam web berukuran 200×200, maka
ukuran sebenarnya dari gambar tersebut haruslah 200×200 juga. Manipulasi
ukuran gambar dengan menggunakan kode CSS, misalnya menampilkan gambar
ukuran 200×200 di web, padahal ukuran sebenarnya adalah 400×400 harus
dihindari.
- Gunakan atribut “alt” untuk mendeskripsikan gambar tersebut dalam teks.
- Kompres gambar sebelum digunakan di web, agar lebih ringan.
6. Kompres kode
Pengompresan kode disini secara khusus artinya mengompres kode HTML atau kode
client-side
lain yang secara langsung membangun sebuah halaman website.
Pengompresan ini sama seperti pada poin nomor 3 dan 4. Ini dilakukan
untuk menghemat source atau mengecilkan file halaman web sehingga bisa
di load lebih cepat. Kode yang di kompres sebaiknya adalah kode yang
sudah final, artinya tidak akan diedit lagi. Sebelum di kompres, saran
saya backup terlebih dahulu agar ketika ada pengeditan akan mudah.
Untuk mengompres kode HTML, CSS maupun
Javascript anda bisa mengunjungi website ini :
https://htmlcompressor.com/compressor/.
7. Tempatkan kode untuk konten lebih dulu
Poin 7 mungkin memang tidak ada hubungannya dengan desain. Namun hal
ini perlu anda lakukan jika ingin desain website anda SEO friendly.
Sebisa mungkin tempatkan kode atau tag html yang berisi konten lebih
dulu dari elemen website lainnya. Contohnya adalah menempatkannya
setelah kode untuk bagian header. Alasannya karena crawler mesin pencari
memprioritaskan tag-tag HTML
yang berada pada bagian atas. Karena konten adalah bagian terpenting
dari sebuah website, maka sudah selayaknya kode untuk konten di
tempatkan lebih dulu dari elemen lainnya.
Namun, perlu diketahui bahwa bukan berarti ini membatasi seni web
design anda. Soal posisi konten pada tampilannya, itu tugas CSS. Bahkan
jika konten justru anda tampilkan di bagian bawah, tidak masalah untuk
crawler.
Tapi, bermasalah untuk
user experience.
8. Lengkapi web dengan Navigasi yang baik
Yap, tidak bisa kita pungkiri bahwa navigasi yang baik sangat penting
untuk sebuah website. Poin ini mempunyai nilai 2 kali lipat. Artinya
bagus untuk user experience, bagus juga SEO.
Berikut ini adalah bagian-bagian navigasi yang perlu ada dalam desain web anda :
- Menu Utama : Berisi link-link ke halaman penting di web anda
- Kolom Pencarian : Untuk memudahkan user mencari konten di situs anda
- Breadcrumbs : Sebagai informasi agar user mengetahui di bagian situs yang mana dia sedang berada
- Artikel terkait : Sebagai rekomendasi agar user membaca artikel lain yang terkait
- Widget daftar post, baik itu popular posts atau random posts
Kelima elemen diatas sudah jelas sangat bermanfaat untuk user
experience. Namun, disisi lain ini juga sangat bermanfaat untuk SEO :
Internal Linking, Salah satu hal terpenting dalam SEO onpage.
9. Optimalkan halaman pada versi responsive
Hampir semua situs-situs besar saat ini, memiliki desain yang
responsive. Namun, ada 2 cara web designer membuat responsive web
design. Pertama dengan menggunakan kueri @media -dan sejenisnya- dalam
CSS sehingga semua perangkat yang di gunakan user hanya akan
mengakses satu halaman
yang berbeda tampilannya di setiap perangkat. Kedua, dengan membuat
halaman yang berbeda untuk setiap perangkat. Artinya, ketika user
mengakses website tersebut dari perangkat HP misalnya, maka akan di load
atau dialihkan ke halaman versi HP. Begitupun jika user menggunakan
Tablet atau Laptop, atau Laptop, semuanya punya versi masing-masing.
Nah, dari kedua cara yang atas, yang paling bagus adalah cara yang
kedua. Alasannya, agar semua data yang diload, berfungsi dan
ditampilkan. Tidak seperti pada cara yang pertama. Pada cara yang
pertama, sering kali terjadi “penyembunyian” atau “penghilangan” data
tersebut secara
client side, padahal data tersebut di load dari
server. “Penyembunyian” ini terutama terjadi ketika halaman diakses
dari perangkat yang kecil seperti HP. Sering kali fungsi-fungsi yang ada
pada versi desktop tidak diaktifkan saat diakses lewat HP karena memang
tidak akan cocok, padahal fungsi itu di load dari server. Nah dengan
cara kedua, “penyembunyian” ini bisa dihilangkan.
10. User Experience = SEO
User experience dan SEO memang berbeda. Namun pada poin ini saya
tegaskan bahwa mendesain sebuah website yang berorientasi pada user
experience tanpa melanggar aturan SEO yang baik, bisa jadi menjadi
penguat untuk SEO.
Begini logikanya :
Pengunjung merasa nyaman dengan website anda karena konten bagus, navigasi bagus, desain juga enak dilihat
>>> Merasa betah mengakses situs anda, baca-baca artikel lain lewat “artikel terkait” padahal sebelumnya tidak niat
>>> Mengurangi Bounce Rate, Meningkatkan pageviews pervisit yang mana sangat baik untuk SEO.
Bonus Tips +
11. Gunakan Plugin, atau Template pihak ketiga
Yap, poin ini hanya bonus. Diperuntukkan untuk anda yang tidak mau
ambil pusing memenuhi 10 poin diatas, namun tetap ingin desain webnya
bagus untuk SEO. Tidak ada salahnya menggunakan plugin atau template
gratis maupun berbayar pada website anda. Terutama untuk blog
wordpress Self hosted, anda bisa menggunakan Plugin seperti
WordPress SEO by Yoast atau
Autoptimize untuk kompresi kode. Sedangkan untuk template yang sudah dioptimasi, anda bisa cari
disini.
Sekian. Semoga bermanfaat.
Belum ada tanggapan untuk "10 Tips Desain Web untuk SEO Website Anda"
Post a Comment